Resepnya, Pakai Bumbu Kualitas Nomor Satu
Jumat, 01 Maret 2013 – 08:17 WIB
Teknisi mesin yang pernah melayani pasar di beberapa negara Asia itu tidak pernah memaksa selera makan dan keahlian masak istrinya berubah agar sesuai dengan selera dirinya yang asli Swiss. Andy justru memotivasi dan membantu istrinya agar terus memasak sesuai dengan selera lidah Indonesia.
"Bahkan, dia (Andy) menyuruh saya coba-coba untuk memasak ala Indonesia tidak hanya untuk keluarga, namun juga buat orang lain," kenang Catharina yang sebelum ke Swiss sempat mengenyam pendidikan di SMA St Louis, Surabaya, tersebut.
Dari situlah Catharina mulai menimbang-nimbang untuk berbisnis kuliner di Swiss. Dia yakin, di antara sekitar 2.000 warga negara Indonesia (WNI) di Swiss dan puluhan ribu warga Asia lainnya, pasti banyak yang memiliki masalah yang sama dengan dirinya. Yakni, sulit mendapat makanan yang sesuai selera Asia yang berbumbu dan bercitarasa kuat.
"Saya mulai berpikir, potensi pasar makanan bercitarasa Indonesia dan Asia sangat besar. Demand-nya tinggi. Kini masalahnya tinggal bagaimana mendapatkan suplai bahan baku untuk makanan yang berkualitas dan harganya terjangkau," ungkapnya.
MENEMBUS pasar Eropa adalah idaman hampir setiap pengusaha. Namun, perempuan asal Kalibutuh, Surabaya, Catharina Oehler, mewujudkan impian itu sejak
BERITA TERKAIT
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024