Resepnya, Pakai Bumbu Kualitas Nomor Satu
Jumat, 01 Maret 2013 – 08:17 WIB
Soal kualitas memang tidak bisa ditawar-tawar di Swiss. Rakyat negeri pusat cokelat dan keju itu rela membayar lebih mahal dengan satu syarat: kualitas harus nomor satu. Satu lagi yang membuat Catharina tidak berani berkompromi dengan standar mutu adalah ketegasan Lebensmittel Controller (badan kesehatan pengawas makanan, seperti BPOM di Indonesia, Red) dalam mengawasi standar makanan yang sehat.
"Karena saya mengandalkan jaringan pemasok dari Indonesia, tidak ada pilihan lain selain harus sangat hati-hati saat mendatangkan produk makanan dan bahan makanan," ujarnya.
Menurut Catharina, mendatangkan bahan makanan dan makanan olahan dari Indonesia lebih sering bermasalah di tanah air daripada di Swiss. "Di sini (Swiss, Red) semua aturan jelas. Pilihannya satu, patuhi atau kena denda karena melanggar aturan. Nggak ada nego-nego. Tak ada kompromi," tegasnya.
Sementara itu, di Indonesia, ada beberapa produk "meski diproduksi perusahaan besar, bahkan berskala internasional" yang masih saja sering diketahui tidak mengandung bahan yang sesuai dengan yang tercantum di kemasannya.
MENEMBUS pasar Eropa adalah idaman hampir setiap pengusaha. Namun, perempuan asal Kalibutuh, Surabaya, Catharina Oehler, mewujudkan impian itu sejak
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara