Resepsi di Balai Pengobatan, Biaya dari Uang Saku

Resepsi di Balai Pengobatan, Biaya dari Uang Saku
Suud Ibrahim bin Haji Rahim dan Miftahul Jannah. Foto: Baehaqi/Jawa Pos.
Perubahan itulah yang membuat Suud semakin terkesan. Perbedaan usia dan tempat tinggal tak menjadi halangan. "Hingga pada suatu sore saya memberanikan diri 'menembak' dia," tuturnya kepada Media Center Haji di Kantor Teknis Urusan Haji Jeddah, sore sebelum akad nikah.

Ceritanya, sore itu Suud masih menyempatkan diri berkonsultasi dengan pimpinannya, Barita Sitompul, di ruang kerja Wakil Ketua PPIH Bidang Pelayanan Kesehatan. Suud menceritakan, saat break pelatihan di Asrama Haji dia mengajak Miftahul jalan bareng ke kantin. Hatinya berdebar-debar. Namun, keyakinannya sangat kuat. "Bismillah, saya teguhkan niat. Saya ungkapkan maksud saya," kata petugas bidang anastesi dan UGD Rumah Sakit Islam Ternate tersebut.

Bagi Miftahul, ungkapan hati Suud menjelang senja tersebut bagai petir menyambar. "Saya kaget. Tapi, saya anggap dia cuma bercanda, cuma main-main," katanya. Hari-hari berikutnya dia tetap fokus mengikuti pelatihan petugas haji dari pagi sampai malam. Dia pun nyaris melupakan keinginan Suud.

Perjaka tersebut tidak menyerah begitu saja. Untuk membuktikan keseriusannya, pegawai Departemen Kesehatan itu memesan cincin untuk melamar Miftahul. Dia pun berkonsultasi kepada Khosiyah, petugas pelayanan kesehatan di Sektor 8 yang sudah dia anggap sebagai ibu angkatnya.

Suud Ibrahim bin Haji Rahim dan Miftahul Jannah adalah sama-sama petugas haji. Sejak mengikuti pelatihan di Jakarta, Suud sudah akrab dengan Miftahul.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News