Resesi Ekonomi Lebih Parah, Singapura Devaluasi Mata Uang
Kamis, 23 April 2009 – 13:18 WIB
Analis lain memprediksi ekonomi Singpura akan menyusut hingga sembilan persen. Tapi, analis Standard Chartered Bank menilai proyeksi kontraksi ekonomi lebih buruk dari 10 persen tahun ini terlalu pesimistis. Bulan lalu, Lee Kuan Yew mengatakan, ekonomi negaranya bisa merosot hingga 10 persen jika ekspor terus turun tajam.
Kendati keluar proyeksi tersebut, indeks saham the Straits Times di Singapura justru ditutup menguat 1,08 persen ke posisi 1.897,02.
Revisi terbaru itu muncul setelah data paling gres menunjukkan bahwa PDB Singapura menurun hingga 11,5 persen pada kuartal I lalu dibandingkan periode sama tahun lalu. Itu lebih parah dibandingkan koreksi 4,2 persen pada tiga bulan terakhir 2008.
MTI mengatakan, hampir semua sektor ekonomi Singapura pada kuartal I 2009 terpukul. Terutama, yang paling terpukul adalah penurunan ekspor. Sektor manufaktur menurun 29 persen year on year akibat merosotnya ekspor elektronik, produk kimia, dan biomedical.
"Dengan banyaknya mitra dagang Singapura yang dililit resesi, sektor manufaktur akan terus melemah hingga akhir 2009," kata MTI.
SINGAPURA – Resesi ekonomi yang membelit Singapura diperkirakan lebih parah dari proyeksi semula. Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura
BERITA TERKAIT
- Gelar Rising Stars, Bank Saqu Rayakan Satu Tahun Perjalanan
- Gantikan Posisi Wulan Guritno, Chef Juna jadi Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024