Resesi Seks

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Resesi Seks
Elon Musk. Foto: AFP

Kondisi ekonomi yang makin ketat dan biaya pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang makin mahal tidak memungkinkan pasangan muda untuk memunyai banyak anak. 

Banyak pasangan suami istri sama-sama bekerja untuk memenuhi hajat hidup, dan itu pun hanya cukup untuk menghidupi dua anak.

Di negara-negara maju banyak pasangan yang menikah dan sama-sama bekerja, tetapi memutuskan untuk tidak mempunyai anak. 

Pasangan ini dikenal sebagai DINK, double income no kids, penghasilan ganda tapi tidak punya anak. 

Model ini menjadi tren di Eropa dan Amerika. 

Di negara-negara maju Asia seperti Jepang, Korea, dan Singapura hal yang sama juga menjadi tren.

Beberapa tahun terakhir muncul tren baru yang disebut sebagai ‘’sex recession’’ atau resesi seks. 

Sebagaimana resesi ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan minus, resesi seks juga ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang minus. 

Jepang menjadi salah satu negara yang menderita resesi seks, dan hal itu membawa pengaruh serius terhadap perekenomian negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News