Resesi Seks

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Resesi Seks
Elon Musk. Foto: AFP

Akan tetapi, biaya hidup makin mahal dan karenanya anak-anak muda enggan menikah dan tidak mau punya anak.

China dulu terkenal dengan kampanye satu keluarga satu anak, karena jumlah penduduknya yang meledak sampai 1,4 miliar jiwa. 

Negara otoriter seperti China sangat mudah menjalankan program keluarga berencana semacam itu karena kontrol pemerintah yang mutlak dan ketat. 

Akan tetapi, belakangan kampanye itu dikendurkan dan warga China didorong untuk mempunyai anak yang lebih banyak. 

Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap fenomena resesi seks yang juga terjadi di China.

Dalam urusan demografi, Indonesia lebih beruntung karena mendapatkan berkah ‘’bonus demografi’’. 

Ini berarti jumlah penduduk yang produktif lebih banyak dari penduduk dengan usia non-produktif. 

Penduduk dalam rentang usia 15 sampai 64 tahun masuk dalam kategori produktif, dan dia atas usia 64 masuk dalam kategori pensiunan.

Jepang menjadi salah satu negara yang menderita resesi seks, dan hal itu membawa pengaruh serius terhadap perekenomian negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News