Reshuffle Kabinet Dianggap Bukan Hal Penting
Harapkan SBY Tunjukkan Ketegasan Sebagai Presiden
Rabu, 26 Juni 2013 – 20:45 WIB
JAKARTA - Pengamat hukum tata negara dari Universitas Airlanggar Surabaya, Emanuel Sudjatmoko, menilai isu reshuffle terkait perbedaan sikap politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atas kenaikan harga BBM subsidi bukan hal penting bagi kelanjutan pemerintahan. Sebab, jauh lebih penting bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengutamakan hal-hal yang lebih mendesak bagi kebutuhan negara. “Semua pihak sudah tahu bahwa PKS terang-terangan menolak berbagai kebijakan partner koalisi. Tapi SBY juga sama saja. Demikian juga dengan para kader Demokrat dan anggota koalisi lainnya. Semua paham betul bahwa SBY berwenang penuh mengeksekusinya. Tidak ada gunanya kader Demokrat dan anggota Setgab teriak-teriak,” tegasnya.
"Reshuffle dan perbedaan sikap PKS sebagai koalisi tidak terlalu penting untuk dibesar-besarkan karena hal tersebut sepenuhnya wewenang SBY. Sebagai Presiden, SBY mestinya mampu merumuskan kepentingan bangsa dan negara," kata Emanuel saat dihubungi, Rabu (26/6).
Menurutnya, isu reshuffle jadi menggelinding karena Presiden SBY sebagai pemegang hak prerogratif tidak berani bersikap tegas. Akibatnya, hal itu telah mendorong situasi negara menjadi hiruk pikuk tidak karuan.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat hukum tata negara dari Universitas Airlanggar Surabaya, Emanuel Sudjatmoko, menilai isu reshuffle terkait perbedaan sikap politik
BERITA TERKAIT
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak