Reshuffle Saja, Pak SBY!
Sabtu, 26 Februari 2011 – 00:10 WIB
Kita pun teringat kisah Sisiphus yang mendorong batu ke puncak bukit. Namun tiba di puncak, Dewa Zeus menendang batu sehingga menggelinding ke bawah. Begitulah kesia-siaan itu berulang-ulang. Adakah Zeus bak parlemen dan Sisiphus bagai eksekutif?
Kisah Gus Dur yang terpilih sebagai presiden atas dukungan “Poros Tengah” yang menghimpun koalisi sejumlah partai mendukung Gus Dur, sehingga Mega dari PDIP kalah, sangat referensial. Masalah muncul, ketika Gus Dur mencoba mewujudkan kabinet presidensial, padahal kursi PKB minoritas. Gus Dur nekat mencopot menteri seperti Hamzah Haz, Wiranto, Laksamana Sukardi, Kwik Kian Gie dan Yusril Ihza Mahendra, yang justru orang partai, minus Wiranto.
Tak ayal, resistensi orang di Senayan muncul, sehingga Gus Dur makin sendirian, dan jatuh pada SI MPR 2001 silam.
Berbeda dengan Soeharto yang full power, sehingga persetujuan parlemen bak tukang stempel. Kelebihan Soeharto dia mempercayai tim ekonomi dipimpin Wijoyo. Hasilnya, inflasi 600%, dan harga barang yang melejit pada 1966-1968, teratasi dan investasi mengalir ke Indonesia sehingga dijuluki “macan ekonomi” Asia.