RESMI! 15 Permainan Berbahaya untuk Anak
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis 15 game berisi kekerasan dan berbahaya untuk anak-anak. Orang tua diminta memantau aktivitas main game anak-anak mereka.
Game-game yang berbahaya untuk anak-anak itu adalah World of Warcraft, Call of Duty, Point Blank, Cross Fire, War Rock, Counter Strike, Mortal Combat, Future Cop, Carmageddon, dan Shelshock.
Kemudian Raising Force, Atlantica, Conflict Vietnam, Bully, dan yang tak kalah populer Grand Theft Auto (GTA).
Sejatinya di setiap cover wadah game-game itu sudah tertera rating atau batas usia. Seperti game GTA tertulis rating M (mature/17+). Artinya game aduk antara perkelahian dan balapan itu hanya bisa dimainkan orang berusia lebih dari 17 tahun. Begitupula untuk game perang Call of Duty berkode rating M. Sementara untuk game mistik World of Warcraft berkode rating T (teen/12+).
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD-Dikmas) Kemdikbud Harris Iskandar berharap orang tua untuk mengawasi dan mendampingi anak-anak saat main game. ’’Saya akui itu susah. Saya sendiri punya anak SMA, juga susah untuk mengontrol main game,’’ katanya, seperti dikutip dari Jawa Pos, Kamis (14/4).
Direktur Indonesia Herritage Foundation (IHF) Wahyu Farrah Dina mengatakan ada banyak tips untuk menangani anak-anak yang kecanduan game. Seperti orang tua menyusun jadwal kegaitan pengganti main game. ’’Seperti olahraga dan seni,’’ tuturnya.
Tips berikutnya jauhkan konsol dan software game dari anak-anak secara bertahap. Kemudian letakkan konsol game di ruang terbuka, seperti ruang keluarga atau ruang tamu. Psikolog yang akrab disapa Farra itu mengingatkan jangan mengenalkan game ke anak-anak di bawah usia delapan tahun, kecuali game edukatif. (wan/agm/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life