Resolusi Jihad Harus Disampaikan ke Generasi Muda
Senin, 12 November 2012 – 11:59 WIB
Berdasarkan sejarah, Laskar Hizbullah berada di bawah komando spiritual KH Hasyim Asy"ari dan secara militer dipimpin oleh KH Zainul Arifin. Adapun laskar Sabilillah dipimpin oleh KH Masykur. Konon, pemuda pesantren dan anggota Ansor NU (ANU) adalah pemasok paling besar dalam keanggotaan Hizbullah. Peran kiai dalam perang kemerdekaan ternyata tidak hanya dalam laskar Hizbullah-Sabilillah saja, tetapi banyak diantara mereka yang menjadi anggota tentara PETA (Pembela Tanah Air). Menurut hasil penelitian Agus Sunyoto, dari enam puluh bataliyon tentara PETA, hampir separuh komandannya adalah para kiai.
Pada peringatan Hari Pahlawan pada tahun ini Gemasaba menyerukan pelurusan sejarah resolusi jihad sebagai wujud penghargaan atas jasa para pahlawan negeri ini.
Ketua Umum DPN Gemasaba, Ghozali Munir, mengatakan. bangsa ini masih belum bisa menghargai jasa para pahlawannya. "Karena terbukti fakta sejarah “resolusi jihad” tidak pernah disampaikan secara utuh dalam buku-buku pelajaran di sekolah dan buku sejarah," ujarnya.
Peringatan Hari Pahlawan tahun ini, Gemasaba mengundang Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj untuk memberikan kuliah umum tentang fakta sejarah resolusi jihad yang menjadi cikal bakal dari peristiwa 10 November 1945 di hadapan 1000 undangan dari berbagai kampus se-Jabodetabek di Wisma Syahida kampus pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba), Marwan Jafar, menyatakan bahwa peringatan Hari Pahlawan dan resolusi jihad
BERITA TERKAIT
- PBH Peradi: Penerima Probono Bukan Hanya Warga Miskin
- Rayakan Natal, Bank Mandiri Bagikan Lebih 2 Ribu Paket Bantuan di Seluruh Indonesia
- PINTAR Kantongi Lisensi Resmi sebagai P3MI, Hubungkan Indonesia ke Dunia
- KepmenPAN-RB 634 Tahun 2024 Senjata Honorer TMS & Belum Melamar, Cermati 11 Ketentuannya
- H-5 Nataru, ASDP Ingatkan Pengguna Jasa Mempersiapkan Perjalanan dengan Matang
- GP Ansor Advokasi Rizal Serang yang Diduga Menerima Perlakuan Arogansi Oknum Aparat