Resolusi Syria Terganjal Rusia, AS-Eropa Teken Sanksi
Minggu, 01 Mei 2011 – 14:14 WIB
Kendati begitu, AS dan Eropa menjatuhkan saksi baru Jumat lalu (29/4). Dengan meluasnya kekerasan (militer terhadap demonstran) di Syria, Washington memblokir dan membekukan aset milik adik Assad, yakni Maher al-Assad, komandan Divisi Bersenjata Ke-4 militer Syria. Sanksi sama dikenakan kepada beberapa pejabat puncak dan dinas intelijen Syria.
"Kami terus mengutuk keras aksi-aksi yang telah dilakukan pemerintah Syria terhadap rakyatnya. Kekerasan harus segara diakhiri," kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.
Selain membekukan aset, Presiden Barack Obama juga melarang transaksi finansial aset dengan para tokoh penting Syria tersebut. Sanksi itu berlaku pula untuk Ali Mamluk, direktur Badan Intelijen Syria; dan Atif Najib, mantan kepala intelijen di Provinsi Daraa, pusat unjuk rasa dan kekerasan politik.
Direktorat Intelijen Syria secara keseluruhan (atas nama lembaga) juga dikenai sanksi. Tidak hanya itu. Tentara Garda Revolusi Iran ikut masuk dalam daftar sanksi karena berperan besar dalam memberikan dukungan material kepada pemerintah Syria dalam menumpas unjuk rasa.
DAMASKUS - Bara revolusi terus membakar masyarakat Syria. Represi militer rezim Presiden Bashar al-Assad, yang telah menewaskan lebih dari 600 jiwa,
BERITA TERKAIT
- Indonesia Harus Tolak Wacana Trump Soal Relokasi Warga Palestina ke Yordania & Mesir
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza