Respons Anggota DPR Terhadap Pengakuan Pasien Positif Corona Pertama di NTT
Dengan adanya kasus pertama Covid-19 itu, Ansy mengajak masyarakat NTT makin konsisten menaati protokol pencegahan Pandemi Corona yang disampaikan pemerintah. Di antaranya menjaga jarak berupa pembatasan sosial (sosial distancing), pembatasan fisik (physical distancing), dan menerapkan pola hidup sehat seperti rutin mencuci tangan memakai sabun, mengonsumsi gizi seimbang, rajin berolahraga dan istirahat cukup.
Dia berharap masyarakat NTT berusaha sedapat mungkin untuk tinggal di rumah agar rantai penyebaran Covid-19 dapat diputus.
“Mari kita konsisten ikuti imbauan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Karena tidak hanya bermanfaat bagi diri kita, tetap memastikan kesehatan dan keselamatan hidup keluarga, sahabat, dan sesama warga Indonesia. Terlebih mari kita menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah, selain memutus mata rantai penyebaran Covid-19, juga mempererat tali persaudaraan,” ujar politikus PDIP dari Dapil NTT 2 ini.
Secara khusus, Ansy mengajak masyarakat NTT untuk memakai masker setiap hari, terutama ketika keluar rumah. Jika sudah terdapat gejala-gejala awal Covid-19, maka sesuai protokol penanganan Covid-19 harus secepatnya mendatangi rumah sakit untuk diperiksa. Keterbukaan dan kejujuran masyarakat dan penderita Covid-19 sangat diharapkan agar ditangani secepatnya serta dicegah penyebarannya.
“Masyarakat yang merasa tidak sehat dan mengalami gejala seperti demam, batuk/pilek, sakit tenggorokan, gangguan pernapasan, dihimbau untuk terbuka mengenai kondisinya, mulai melakukan isolasi mandiri hingga memeriksakan diri ke rumah sakit. Terlebih yang mengalami gejala ini harus secara sadar memakai masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar, mengindari kerumunan, serta tidak menggunakan transportasi massal atau umum,” imbuh Ansy.
Ansy berharap Pemerintah Provinsi melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19 NTT memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD), kesiapan SDM (dokter dan perawat), dan memberi atensi terhadap penanganan limbah medis bekas penanganan pasien positif Corona. Terkait limbah, 11 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di NTT harus bisa mengikuti prosedur penanganan limbah medis yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).
Menurut Ansy, jika limbah tidak dikelola sesuai prosedur, maka ada potensi virus menyebar ke warga terutama para melalui pemungut sampah dan petugas kebersihan. Saat ini banyak rumah sakit yang belum memiliki teknologi pengelolaan limbah medis bahan berbahaya dan beracun (B3) yang memadai.
“Dalam Rapat Kerja dengan Menteri Siti Nurbaya, saya secara pribadi telah mendesak KLHK agar membantu penanganan sampah limbah Covid-19 di seluruh Indonesia, termasuk di NTT,” kata anggota Komisi IV DPR RI tersebut.
Pengakuan pasien positif corona (Covid-19) pertama di NTT mendapat respons dari anggota DPR RI Ansy Lema.
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Terungkap saat RDP di Komisi III, Anak Bos Toko Roti Pernah Bilang Kebal Hukum
- Seleksi PPPK 2024 Tahap 3 Bisa Selamatkan Honorer TMS, Jangan Ada PHK Massal
- Dirut Bank Mandiri Raih Best Financial Leader di Ajang CNBC Indonesia Award 2024, Darmadi Durianto: Membanggakan