Respons Cepat Bahlil soal Gejolak LPG 3 Kilogram Langsung Dirasakan Masyarakat
Slamet mengaku dengan kebijakan itu, dirinya bisa kembali menjual LPG ke masyarakat sekitar yang lokasinya jauh dari pangkalan resmi.
“Jika kebijakan itu dicabut, kembali ke aturan yang lama, itu sangat membantu masyarakat. Saya sebagai pengecer juga bisa membantu masyarakat mendapatkan gas di sekitar saya,” kata Hariyanto dikutip, Rabu (5/2).
Kabar gembira tersebut juga disambut baik oleh pemilik toko lainnya yang menjual gas LPG 3 kilogram di Kampung Mandar, Sakri (32 tahun).
Sakri menyebut kebijakan awal yang diambil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sudah tepat.
Sakri adalah pemilik toko sembako yang merupakan sekaligus pangkalan resmi LPG. Namun, dia mengaku hanya menjual gas ke warga biasa, tidak ke pengecer.
Menurut Sakri, kebijakan pelarangan gas LPG untuk pengecer bertujuan untuk pemerataan harga agar tidak mahal ketika diakses oleh warga kecil.
“Apabila pangkalan sudah jual ke pengecer, yang pasti pengecer akan menaikkan harga, untuk cari keuntungan, sehingga harga yang diterima masyarakat bukan harga eceran tetap (HET) lagi, bukan lagi 18.000 untuk wilayah Jawa Timur, tapi bisa 20.000, bahkan lebih,” kata Sakri.
Menurut Sakri, kebijakan yang diambil oleh Menteri Bahlil tidak terlalu berdampak signifikan di Banyuwangi, khususnya Kampung Mandar. Walau, ia sendiri tidak menampik jika memang ada gejolak di daerah lain.
Pengecer Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram bakal dibekali aplikasi Pertamina yang bernama MerchantApps Pangkalan Pertamina.
- Anggota DPD RI Lia Istifhama Sebut Presiden Prabowo Akomodatif Soal Polemik LPG 3 Kg
- Keputusan Bahlil soal Elpiji 3 Kg Dianggap Bahlul
- Kompor Bahlil
- Soal Evaluasi Menteri Bahlil Seusai Heboh Elpiji 3 Kilogram, Legislator NasDem: Itu Hak Presiden
- Bahlil yang Buang Badan soal LPG 3 Kg Dinilai Menunjukkan Pemberontakan ke Prabowo
- Apresiasi Instruksi Presiden soal Penjualan LPG 3 Kg, Putri Zulhas: Perketat Pengawasan