Respons Kapolri soal Jokowi Libatkan TNI Perangi Terorisme
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian tak mempersoalkan keputusan Presiden Joko Widodo untuk melibatkan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI dalam memerangi terorisme. Bahkan Tito mengaku telah berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Sesuai aturan yang ada sekarang dan saya sepakat dengan panglima TNI. Saya yang minta Bapak Panglima Marsekal Hadi agar kekuatan TNI masuk ke operasi itu (pemberantasan terorisme, red),” ucap Tito di Kantor Presiden di Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
Dia menjelaskan, operasi pemberantasan terorisme di Indonesia memang didominasi intelijen. Tito memerinci porsi intelijen dalam pemberantasan terorisme mencapai 75 persen.
Sedangkan untuk penindakan hanya lima persen. Sedangkan 20 persen lainnya pemberkasan untuk masuk ke pengadilan.
Terkait mekanisme pelibatan TNI melawan terorisme, mantan Kapolda Metro Jaya itu mencontohkan pada Operasi Tiombala untuk memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso di hutan Sulawesi Tengah. Operasi Tinombala merupakan hasil kerja bareng Polri dan TNI.
"Jadi saya berpendapat bahwa saat ini mekanismenya seperti Operasi Tinombala. Kekuatan Polri dan TNI bergabung," pungkas dia.(fat/jpnn)
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme bukanlah hal baru. Operasi Tinombala adalah contohnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polisi Disebut Tak Netral di Pilkada Sulut, TPDI Somasi Kapolri dan Lapor ke Propam
- Sesuai Perintah Presiden & Kapolri, Bareskrim Bongkar Judi Online Jaringan Internasional
- Jenderal Sigit Pimpin Kenaikan Pangkat Satu Komjen dan Tiga Brigjen
- Polri Periksa Pegawai Kementerian Komdigi yang Terlibat Judi Online
- Jenderal Sigit Raih Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis Dari Kerajaan Malaysia
- Edi Sebut Penghargaan Malaysia Pada Kapolri Kebanggaan Rakyat Indonesia