Respons Keras Hasto PDIP untuk Penganiaya Ninoy Karundeng
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengutuk para penculik dan penyekap pegiat media sosial Ninoy Karundeng. Sejauh ini, polisi sudah menetapkan 12 tersangka termasuk Sekjen PA 212 Bernardus Doni alias Bernard Abdul Jabbar yang terlibat persekusi terhadap relawan pendukung Joko Widodo (Jokowi) itu.
"Kami mengutuk mereka-mereka yang telah melakukan penganiayaan secara tidak bertanggung jawab tersebut. Tradisi kekerasan harus dihilangkan dalam demokrasi dan negara hukum kita," kata Hasto Kristiyanto di sela-sela silaturahminya dengan santri Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan, Selasa (8/10).
Menurut Hasto, budaya Indonesia sangat antikekerasan. Selain itu, sistem demokrasi tidak boleh dijalankan dengan provokasi dan tindak kekerasan.
"Karena kami memahami nilai-nilai kemanusiaan itu harus diwujudkan. Karena itulah kami memperkuat Polri, memperkuat keamanan dibantu oleh seluruh elemen bangsa. Demikian pula TNI dalam menjaga kedaulatan bangsa," jelas Hasto.
Hasto juga memberi perhatian khusus terhadap perlindungan Ninoy. Sejauh ini, katanya, PDIP terus melakukan komunikasi secara intens dengan sejumlah pihak termasuk Ninoy.
“Pada saat yang bersangkutan (Ninoy, red) belum ditemukan, kami juga melakukan koordinasi yang intensif dengan aparat keamanan, termasuk jajaran partai untuk memberikan perhatian," jelas dia.(tan/jpnn)
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengutuk para penculik dan penyekap pegiat media sosial Ninoy Karundeng.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Megawati Merasakan Getaran Kasih Risma yang Bisa Mengubah Jawa Timur
- Soal Debat Cagub Jatim, Hasto: Bu Risma Menampilkan Kepemimpinan Berakar Prestasi
- Perkuat Risma-Hans, Hasto Konsolidasikan Gerakan di Bondowoso-Situbondo-Banyuwangi
- Soal Jet Pribadi Kaesang, Hasto: Ada Pihak yang Coba Mengendalikan KPK
- RK Bertemu Jokowi Pas Elektabilitas Turun, Hasto: Menunjukkan Mentalitas Kalah
- Berhasil Finis Lari 10K, Hasto PDIP Langsung Sindir Jokowi