Respons PBNU setelah Jokowi Cabut Perpres Investasi Miras, Ada 3 Hal Penting
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siradj memastikan PBNU menolak tegas Peraturan Presiden (Perpres) nomor 10 Tahun 2021 atau Perpres Investasi Miras.
Pasalnya, Perpres yang diteken Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini mengatur tentang bidang usaha penanaman modal yang melegalkan investasi minuman keras alias miras.
"Kami menolak ada investasi untuk industri khamar ini, apapun alasannya," ujar Kiai Said Aqil dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (2/3).
Setelah menuai banyak protes, Presiden Jokowi memutuskan mencabut perpres itu.
"Saya putuskan lampiran perpres terkait pembukaan investasi baru dalam industri minuman keras yang mengandung alkohol saya nyatakan dicabut," kata dia di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.
Merespons pencabutan itu, Kiai Said langsung menyampaikan tiga poin sikap dari PBNU.
Pertama, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada pemerintah atas respons yang cepat dan tanggap terhadap masukan berbagai pihak dengan mempertimbangkan kemaslahatan bersama.
Kedua, mendorong pemerintah melandaskan kebijakan investasi pada kemaslahatan bersama, sekaligus berorientasi pada pembangunan yang tidak mengenyampingkan nilai-nilai keagamaan.
PBNU langsung mengeluarkan sikap setelah Presiden Jokowi mencabut pepres yang mengatur investasi miras.
- Presidium MLB NU Sentil Gus Yahya soal Program Makan Bergizi Gratis
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- PBNU Cari Investor untuk Bisa Bayar Biaya Besar Reklamasi Tambang
- Gus Yahya Merespons soal Wacana Meliburkan Sekolah Selama Ramadan, Silakan Disimak
- Gus Yahya Ingin PBNU Berkontribusi dalam Program Makan Siang Bergizi Gratis
- Pra-MLB NU: Ada yang Bertanya Kapan Gus Ipul Mundur