Rest in Peace Nelson Mandela
jpnn.com - JOHANNESBURG - Tokoh antiapartheid yang juga presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan, Nelson Mandela, meninggal dunia pada usia 95 tahun, Kamis (5/12) malam. Pengumuman tentang meninggalnya tokoh yang menghabiskan 27 tahun masa hidupnya di penjara itu disampaikan langsung oleh Presiden Afsel, Jacob Zuma.
"Bangsa kita telah kehilangan putra terhebatnya," kata Zuma dalam siaran televisi yang dikutip BBC dini hari tadi. "Pikiran dan doa kami menyertai keluarga Mandela."
Dengan mata berkaca-kaca, Zuma mengatakan, Afsel berhutang budi pada sosok Mandela. Menurut Zuma, meninggalnya Mandela adalah kesedihan mendalam bagi negeri di ujung selatan Benua Afrika itu. "Pikiran kami bersama jutaan orang di seluruh dunia memeluknya," ucapnya di televisi nasional Afsel.
Karenanya, bendera setengah tiang pun akan dikibarkan. Rencananya, Mandela akan dimakamkan dalam upacara kenegaraan Sabtu (7/12). Mantan Ketua Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang pernah meraih Nobel Perdamaian itu disemayamkan di Pretoria.
Mandela sudah jarang muncul ke publik sejak 2004 silam. Menurut Istana Kepresidenan Afsel, pria kelahiran 18 Juli 1918 itu sudah berkali-kali dilarikan ke rumah sakit. Meski kritis, namun kondisi Mandela dikabarkan stabil.
Mandela yang dipenjara pada 1964 karena menolak rezim apartheid di Afsel, baru dibebaskan pada 1990. Pria penggemar batik yang dikenal dengan panggilan Madiba di negerinya itu muncul di depan publik saat menghadiri laga Piala Dunia 2010 di Soweto.(bbc/ara/jpnn)
JOHANNESBURG - Tokoh antiapartheid yang juga presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan, Nelson Mandela, meninggal dunia pada usia 95 tahun,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan