Rest in Peace, Steve Jobs

Rest in Peace, Steve Jobs
Rest in Peace, Steve Jobs
"Tidak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan kesedihan kami atas meninggalnya Steve. Juga kata yang pantas untuk menunjukkan betapa bersyukurnya kami pernah bekerja sama dengan dia," kata Tim Cook, CEO Apple, yang menggantikan Jobs Agustus lalu. "Kami akan menghormati memori tentang dia dengan mendedikasikan diri kami untuk melanjutkan pekerjaan yang sangat dia cintai," imbuhnya.    

 

Di halaman markas besar Apple di Cupertino, California, dipasang tiga bendera setengah tiang. Yakni, bendera Amerika Serikat, bendera Negara Bagian California, dan bendera Apple. Tampilan website resmi Apple pun berubah menjadi obituari untuk sang pendiri yang genius yang oleh banyak pihak ditahbiskan sebagai "nabi teknologi" itu.

 

Kesehatan Jobs memang terus menurun sejak didiagnosis menderita kanker pankreas langka enam tahun silam. Jenis kanker itu hanya bisa disembuhkan total jika penderita dirawat intensif sejak stadium paling awal. Jobs harus naik meja operasi dan menjalani pemulihan selama beberapa bulan.

 

Saat itu Jobs sudah menyadari umurnya tidak panjang lagi. Terbukti, dalam acara wisuda Stanford University pada 2005 dan dia menjadi salah seorang speaker, Jobs beberapa kali menyinggung soal kematian.

 

Death is very likely the single best invention of life. It is life's change agent. It clears out the old to make way for the new. (Steve Jobs, 2005)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News