Rest in Peace, Steve Jobs

Rest in Peace, Steve Jobs
Rest in Peace, Steve Jobs
"Woz adalah insinyur brilian. Tapi, dia bukan entrepreneur. Dan, di situlah Jobs masuk," kata Bill Fernandez, salah seorang teman Jobs, kepada AFP. "Yang berbeda darinya, dia tidak saja membuat komputer dan semacamnya, tapi juga membuat dunia IT yang suram dan maskulin menjadi lebih cantik," papar karyawan pertama Apple itu.

 

Sejak peluncuran Apple I dan II, Jobs tak berhenti berkreasi. Ketika dia melihat komputer yang dikontrol dengan sebuah peranti seperti tikus (bukan sederet ketikan perintah program), dia langsung tertantang. Dari situlah inovasi mouse khas Apple yang berformat single click bermula. 

 

Di bawah Jobs, Apple tidak memproduksi komputer, pemutar musik digital, atau smart phone. Seperti kata Fernandez, dia mengubah citra IT yang kesannya sulit, rumit, serta ugly, menjadi sesuatu yang cantik. Terutama karena kecintaan dia kepada desain sleek dan minimalis. Warna andalannya pun putih dan silver, jauh dari kesan gahar.

 

Tentu, tak selamanya Apple berjaya. Sifat Jobs yang control freak dan ingin terlibat dalam segala pembuatan keputusan membuatnya berseteru dengan CEO John Sculley. Karena perbedaan pendapat yang sangat prinsip, Jobs meninggalkan Aplle pada 1986 dan bilang bahwa dirinya dipecat.

 

Death is very likely the single best invention of life. It is life's change agent. It clears out the old to make way for the new. (Steve Jobs, 2005)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News