Restu Anggraini Temukan Potensi Besar Bagi Fesyen Santun di Australia
Restu yang lulusan fashion dari Esmod Jakarta tersebut mengatakan ada pesan khusus yang ingin disampaikan lewat pameran koleksinya nanti.
"Saya ingin menunjukkan bahwa Muslim yang sebenarnya adalah terbuka, modern, tidak terbelakang, banyak yang berpendidikan tinggi, senang travelling, mengapresiasi seni dan teknologi," ujar Restu yang seminggu sebelumnya mengisi acara di London Fashion Week.
Tidak hanya tampil di Melbourne Fashion Festival, selama di Australia, Restu juga akan bertemu dengan sejumlah pelaku industri fesyen di Australia.
Saat ini ia mengaku telah membuka jalan dengan beberapa desainer Australia untuk menjalin kerjasama dan kolaborasi.
"Ini juga menjadi ajang yang tepat untuk memperkenalkan modest fashion asal Indonesia yang sangat beragam. Dengan gaya busana untuk ke kantor atau kerja, koleksi ini tidak hanya untuk Muslim saja, tapi bisa dipakai dan digemari semua orang yang menyukai gaya modern, rapi, dan sophisticated." jelasnya.
Pagelaran busana ETU akan digelar di Melbourne Fashion Festival, pada hari Kamis 10 Maret mendatang.
Di akhir pekan mendatang, Restu juga akan menggelar sejumlah workshop soal gaya dan kecantikan bersama dengan komunitas Muslim di Melbourne.
Penghargaan bergengsi ANZ Australia-Indonesia Young Fashion Designer Award diberikan setiap tahunnya oleh Australia-Indonesia Centre, bekerja sama dengan Australia Global Fashion Alliance, Jakarta Fashion Week, dan Femina Group.
Restu Anggraini dengan label fesyennya 'ETU' akan tampil perdana di Australia lewat ajang Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF).
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan