Retas Komputer Militer AS, Hacker Muda Australia Ini Kabur dengan Mudah

Seorang peretas atau ‘hacker’ remaja asal Australia telah menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan perbatasan setelah ia melarikan diri dari negaranya, meski telah diperintahkan untuk menyerahkan paspornya.
Dylan Wheeler, dari Perth, berusia 17 tahun ketika ia dituduh menjadi bagian dari kelompok yang meretas computer perusahaan Microsoft dan Angkatan Darat Amerika Serikat.
Para peretas itu dituduh mencuri kekayaan intelektual senilai 100 juta dolar (atau setara Rp 1,3 triliun).
Hampir tiga tahun kemudian – ketika menghadapi kemungkinan hukuman 10 tahun penjara- Dylan meninggalkan Australia.
Dylan Wheeler mengatakan, ia kabur dari Australia setelah dituduh meretas computer perusahaan raksasa Microsoft dan Angkatan Darat AS, tuduhan yang ia bantah.
Ia mengatakan, hal yang "menakutkan" mengetahui bagaimana ia, dengan mudah, bisa kabur.
"Saya meninggalkan Australia karena kasus saya berlangsung selama sekitar dua sampai tiga tahun dan itu jalan di tempat," ujar Dylan, yang kini tinggal di Republik Ceko.
Ia lantas mengutarakan, "Apa yang benar-benar mereka ingin lakukan adalah mengambil kebebasan saya dan menyekap saya ke sebuah ruangan dan saya tak mau menyerahkan hak asasi manusia saya.”
Seorang peretas atau ‘hacker’ remaja asal Australia telah menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan perbatasan setelah ia melarikan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya