Retas Komputer Militer AS, Hacker Muda Australia Ini Kabur dengan Mudah

"Cukup menakutkan bahwa saya mampu meninggalkan paspor Australia saya, karena mereka benar-benar memiliki sistem yang disebut PACE ... itu sistem yang mereka gunakan di Kontrol Perbatasan untuk, pada dasarnya, mencari tahu jika Anda seorang kriminil yang mencoba untuk meninggalkan negara, dan biasanya sistem itu akan menandai Anda," sambungnya.
Dilacak sejak berusia 17 tahun
Dylan menemukan bahwa otoritas di Australia telah memantaunya sejak ia berusia 17 tahun.
Dalam satu contoh, seorang perwira AFP (Kepolisian Australia) mencatat kemunculan sang peretas di sebuah konferensi dan "mengenakan kaus kaki berenda".
Polisi di Australia Barat menolak permintaan wawancara karena kasus yang menjerat Dylan masih disidangkan di pengadilan.
Mereka juga menolak berkomentar tentang bagaimana seorang remaja yang telah diperintahkan untuk menyerahkan paspornya, berhasil kabur dari Australia dengan begitu mudah.
Ibu Dylan, yakni Anna, sejak saat itu telah ditangkap dan menghadapi tuduhan sendiri karena diduga membantu anaknya meninggalkan negeri kanguru – sebuah tuduhan yang ia bantah.
"Anda tak ingin anak Anda pergi, saya tahu apa dampaknya terhadap ibu saya, itu telah menghancurkannya, itu membunuhnya," tutur Anna.
Seorang peretas atau ‘hacker’ remaja asal Australia telah menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan perbatasan setelah ia melarikan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia