Revisi Buku Sejarah, PDRI masuk Kurikulum

Revisi Buku Sejarah, PDRI masuk Kurikulum
Revisi Buku Sejarah, PDRI masuk Kurikulum
Pertanyaan ini tidak terlepas dari kontrasnya kenyataan hidup yang dialami bangsa Indonesia saat ini. Banyaknya terjadi tawuran dan kerusuhan yang justru melukai bangsa sendiri, dan merusak infrastruktur yang notabene dibiayai uang negara. "Kita tahu infrastruktur itu dibayar dengan uang negara. Tapi menjadi pertanyaan mengapa kita masih saja tega merusaknya. Melakukan tawuran dan kerusuhan," tukasnya.

Untuk itu kata mantan Rektor Universitas Andalas (Unand) Padang itu mengajak anak bangsa untuk mencintai negara ini. Caranya melalui kebersamaan seluruh rakyat Indonesia. Dengan persatuan dan kesatuan itu, negara ini bisa dibangun serta tumbuh besar dan kuat. "Kuncinya, mari bersama-sama ktia bersatu membangun negara ini. Janganlah kita bercerai berai lagi, seperti yang terjadi selama ini," ajaknya.

Semangat cinta negara dan hidup dengan kebersamaan untuk mengisi masa depan, harus selalu ditumbuh kembangkan ditengah masyarakat. Dia tak segan memberi contoh semangat cinta negara yang selama ini ditunjukkan Amerika Serikat (AS). Karena salah satu aspek penting yang dipegang teguh negara maju seperti AS pun, adalah mencintai negaranya. "Amerika itu sangat bangga dengan negaranya. Mereka punya nasionalisme yang tinggi," ujarnya.

Ini katanya, boleh saja ditiru, tapi bagaimana ke depan nasionalisme itu tidak saja sekadar nasionalisme, tapi yang paling penting impelementasinya."Belajar dengan keras dan bekerja dengan giat demi negara," tuturnya. (bis)

PADANG--Sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948 yang pada hari ini diperingati sebagai Hari bela Negara (HBN), akan diintegrasikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News