Catatan Politik Senayan
Revitalisasi Institusi dan Raja Kecil Pada Hierarki Kepemimpinan Nasional
Oleh: Bambang Soesatyo

‘Raja kecil’ yang coba menentang kebijakan pemerintah tentang efisiensi anggaran itu secara tidak langsung mengonfirmasi kecurigaan atau asumsi masyarakat tentang adanya perilaku ambivalen yang dipraktikkan sejumlah aparatur negara.
Ambivalensi itu demikian nyata di mata publik sehingga telah berulangkali dikecam berbagai kalangan, karena perilaku seperti itu dipahami sebagai ketidaksetiaan dan ketidaktaatan pada hierarki kepemimpinan nasional.
Selain kasus ‘raja kecil’, satu-dua kasus terbaru juga mempertontonkan ambivalensi dan pelecehan aparatur negara terhadap hierarki kepemimpinan.
Dari rangkaian fakta itu, revitalisasi institusi negara menjadi pilihan tak terhindarkan.
Revitalisasi dalam arti pembaruan, penyegaran dan penguatan insitusi pada Tupoksi-nya masing-masing sebagai pelaksana undang-undang, dan semua peraturan presiden maupun peraturan pemerintah lainnya.
Tak kalah pentingnya dari revitalisasi institusi itu adalah memastikan semua pejabat dan aparatur negara setia dan taat pada hierarki kepemimpinan nasional.
Tidak boleh lagi ada ruang bagi aparatur negara mempraktikan perilaku ambivalen.
Sebab, dalam konteks kesetiaan dan ketaatan, ambivalensi adalah wujud pelecehan pada ikatan antara pemimpin dengan yang dipimpin, dan pada gilirannya hanya menimbulkan kekacauan dan kerusakan.
Anggota MPR Bambang Soesatyo menyoroti pernyataan Presiden Prabowo soal raja kecil yang disampaikan di Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya
- Ma'ruf Amin Sebut Lebih Baik Kirim Bantuan Ketimbang Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia
- Cak Imin: Tadi Presiden juga Menelepon Saya
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Pemerintah Akan Longgarkan TKDN, Daihatsu: Mari Sikapi Bersama
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan