Revolusi Energi untuk Negeri (1)
Oleh Dahlan Iskan
Namun, hasilnya, maksimum kita hanya akan bisa menyamai mereka. Itu maksimum. Bukan mengalahkan. Berarti –pun kalau sukses– posisi kita tetap akan di belakang.
Maka, energi yang murah adalah satu aspek yang insyaallah –hampir saja saya menulis kata ”pasti”– bisa membuat kita menang. Dengan energi murah, daya saing kita tidak akan tertandingi.
Untuk itu, banyak yang berteori bahwa listrik akan baik kalau tidak ada listrik swasta. Itu omong kosong. Itu ideal, tetapi tidak menginjak bumi.
Menghapus swasta hanya akan menghasilkan krisis listrik. Pilih mana, listrik agak mahal, tetapi ada. Atau, tidak ada swasta, tetapi listriknya mati-mati terus.
Sayangnya, bicara begini tidak menarik. Pertama, akan dikira saya punya kepentingan.
Bicara krisis listrik juga tidak menarik di dalam suasana listrik melimpah seperti sekarang ini. Bicara problem listrik itu baru menarik dalam keadaan mati lampu, apalagi tiga kali sehari.
Seperti dulu itu. Ingat: listrik itu baru diingat justru ketika sedang mati.
Namun, yang saya bicarakan dalam serial ini adalah: listrik murah sekaligus berlimpah. Pakai swasta, ataupun kalau perlu tidak usah pakai swasta.