Revolusi Mental Cara Terbaik Antisipasi Kelompok Radikal
Dalam teori politik di buku yang ditulis Samuel P. Huntington berjudul The Clash of Civilitation, sambung Satrio, disebutkan pertumbukan antara budaya dan agama itu akan sangat berbahaya bagi suatu negara.
"Apa yang terjadi kemarin itu sudah sangat berbahaya. Masyarakat terpecah dan terkotak-kotak yang bisa menimbulkan ekses yang sangat besar yaitu terancamnya NKRI. Kita bersyukur hal-hal negatif itu tidak sampai terjadi. Ini pelajaran bagi kita, bangsa Indonesia, dalam bernegara dan berpolitik," terang Hendri.
Dengan telah berakhirnya pilkada Jakarta, Hendri mengajak seluruh pihak untuk bisa kembali bersatu lagi dan tidak terkotak-kotak lagi.
Itu menjadi cara terbaik untuk menjaga Indonesia sebagai negara yang demokratis, damai, dan adil.
Apalagi, faktanya masih banyak kelompok radikal yang terus berupaya melakukan propaganda dengan tujuan meruntuhkan NKRI.
Hendri mengungkapkan, salah satu hal yang menyebabkan pilkada Jakarta menjadi besar karena ada beberapa kelompok masyarakat yang merasa ada ketidakadilan di Jakarta karena kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Menurut saya ini tidak hanya faktor agama, tetapi ada faktor ketidakadilan di situ yang belum terselesaikan," tukas Hendri.
Hendri menilai, peristiwa selama proses Pilkada Jakarta itu tidak akan terjadi bila program Revolusi Mental berjalan dengan baik.
Indonesia baru saja mengalami fase cukup sulit dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terkait proses Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2017.
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- Konfigurasi Politik Nasional Dinilai Tak Mendukung Sikap Polisi untuk Humanis
- PKS Dukung Usul Prabowo Soal Kepala Daerah Dipilih Oleh DPRD, Ini Alasannya
- NasDem Mau Ajak Jokowi Bergabung? Willy Singgung Kenyamanan Pundak Surya Paloh
- Berkat Kekompakan TNI-Polri, Pengamanan Pilkada Siak Jadi Role Model di Riau
- Bang Zul Sebut Rakyat Mendapat Manfaat Jika Pilkada Dipilih Langsung