Revolusi Prancis

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Revolusi Prancis
Suporter Timnas Prancis membawa foto Kylian Mbappe. Foto: REUTERS/Bernadett Szabo

Kebangkitan Prancis dimulai dari Revolusi 1776. Revolusi yang berlangsung antara 5 Mei 1789 sampai 9 November 1799 itu menjadi salah satu peristiwa paling penting di pengujung abad ke-18.

Revolusi itu tidak hanya membawa pengaruh bagi rakyat Prancis, tetapi juga berdampak pada perkembangan kehidupan sosial, politik, serta ekonomi di Eropa dan seluruh dunia.

??Sejak abad ke-13, raja-raja Prancis berusaha menyingkirkan para bangsawan feodal untuk memonopoli kekuasaan. Langkah itu membuat kekuasaan raja menjadi absolut, dan mengalami puncaknya pada masa Raja Louis XIV.

Raja yang berkuasa pada era 1643-1715 itu memerintah dengan sewenang-wenang, bahkan tanpa undang-undang, hukum, parlemen, maupun aturan yang membatasi penggunaan keuangan negara. Semboyannya yang terkenal ialah l’etat c'est moi atau ‘negara adalah saya'.

Hukum tertingginya ialah kehendak raja. Siapa saja yang menentang kehendaknya berarti harus dipenjara.

Pemerintahan yang tanpa kontrol menyebabkan krisis keuangan sangat berat. Keuangan negara dalam keadaan nyaris bangkrut dan menjadi makin buruk karena kebiasaan permaisuri Raja Louis XVI, Marie Antoinette, berfoya-foya dan hidup dalam kemewahan.

Karena kegemarannya menghamburkan uang negara, Marie Antoinette dijuluki sebagai 'Madame Deficit' atau ‘Nyonya Tekor’. Pemborosan dan gaya hidup mewah Marie Antoinette menyebabkan kecemburuan sosial meluas.

Raja Louis XVI juga membuat banyak pinjaman sehingga utang negara kian menumpuk. Rakyat diperas oleh bangsawan dan raja.

Hakimi dan Mbappe boleh saja bersahabat akrab, tetapi di atas lapangan keduanya akan saling mengunci dan mengalahkan demi kejayaan negara masing-masing.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News