Reza Indragiri: Gagasan Wakapolri soal Preman Terdengar Laksana Rintihan
jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti pernyataan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono yang berencana merekrut preman guna membantu TNI dan Polri dalam mengawasi warga supaya patuh menjalankan protokol kesehatan.
Bagi Reza, ide yang dikemukakan orang nomor dua di Korps Bhayangkara itu berisiko untuk dijalankan.
"Wakapolri mau rekrut preman? Gagasan yang terlalu berisiko jika direalisasikan," ucap Reza kepada jpnn.com, Minggu (13/9).
Pakar yang menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM itu mengatakan, kalangan yang dicap publik sebagai pelaku vigilantisme tidak mungkin berubah tabiat dan perilaku dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, dia khawatir jika para preman pasar direkrut sebagai mitra aparat TNI dan Polri, mereka berpotensi menyalahgunakan kewenangannya.
"Alih-alih efektif sebagai pamong masker, lebih besar kemungkinan mereka menyalahgunakan 'kewenangan'. Ujung-ujungnya, polisi yang rugi akibat tererosinya kepercayaan masyarakat," jelas Reza.
Namun, dia mengajak publik menafsirkan pernyataan Komjen Gatot dengan penuh empati.
Menurut Reza, polisi sesungguhnya pekerjaan superberat, makin ampun-ampunan di masa pandemi.
Pakar psikologi forensik lulusan Universitas of Melbourne soroti ide Wakapolri Komjen Gatot soal pemberdayaan preman,
- Ali Nurdin Sebut Komjen Ahmad Dofiri Sebagai Sosok Berintegritas, Cocok jadi Wakapolri
- Kapolri: Agus Andrianto Terlihat Seram, Padahal Hatinya Baik
- Komjen Ahmad Dofiri Resmi jadi Wakapolri, Pelantikan Kapolda Tunggu Pilkada Selesai
- Preman Pasar Tumpah Bogor Provokasi Tolak Penggusuran, IPW: Polisi Jangan Kalah
- Edi Sebut Komjen Pol Ahmad Dofiri Tepat Jabat Wakapolri, Begini Alasannya
- Profil Komjen Ahmad Dofiri, Adhi Makayasa Akpol 1989, Kini Jadi Wakapolri Era Prabowo