Reza Indragiri Menganalisis Ucapan Menag Yaqut dan Edy Mulyadi, Ini Kesimpulannya
"Agar individu yang menjadi sasaran penegakan hukum tidak mengulangi perbuatannya, sekaligus agar orang lain tidak meniru perbuatan tersebut," kata Reza Indragiri Amriel.
Menurut dia, keseragaman itu memang tidak harus seratus persen sama. Yang terpenting adalah penalarannya.
Dengan begitu, andai ada pelaku yang melakukan perbuatan serupa tetapi yang satu ditahan, sedangkan yang lain tidak ditahan, polisi perlu menjelaskan alasan perbedaan perlakuan itu.
Penjelasan itu menurut Reza sangat penting agar equity polisi dalam penegakan hukum bisa diukur secara objektif oleh masyarakat.
Baca Juga: Penetapan NIP PPPK Guru, Konon BKD se-Jatim Menolak SPTJM
"Tanpa penjelasan yang objektif, pertaruhannya adalah equity polisi. Equity merupakan salah satu unsur yang diacu masyarakat saat menilai kerja kepolisian, di samping efektivitas dan efisiensi," bebernya.
Lantas, seberapa jauh polisi akan menangani laporan masyarakat terhadap Menag Yaqut? Reza berharap Polda Riau bekerja secara profesional.
Diketahui, DPD KNPI Riau telah memolisikan Menag Yaqut ke Polda Riau pada Kamis (24/2), atas ucapan yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel membeber analisisnya tentang ucapan Menag Yaqut Cholil dan Edy Mulyadi. Begini kesimpulannya.
- 12 Pelaku Tawuran di Sawah Besar pada Malam Tahun Baru Ditangkap Polisi
- Nelayan Temukan Jasad Pria yang Mengambang di Pelabuhan Muara Baru
- Polisi Buru 4 Pelaku Kasus Penembakan terhadap Pemilik Rental Mobil di Tangerang
- Kombes Donald Cs Dipecat, Uang Pemerasan DWP Dikembalikan kepada Korban
- KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri di Tahun Politik 2024
- Sahroni Apresiasi Kinerja Polri Menjaga Keamanan Malam Tahun Baru