Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir

Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel sampaikan analisis tentang twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama sehingga dilaporkan ke Bareskrim Polri. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

Baca Juga: Edy Rahmayadi Tak Berniat Menjewer Coki Aritonang, tetapi

Dahulu masih ada pengendalian diri. Namun, ketika medsos hadir, mikrofon sekaligus tong sampah itu menjadi berada dalam genggaman. Kapan pun penggunanya bisa seketika berteriak atau membuang ludah.

Apa lagi, ada studi yang menemukan bahwa penggunaan medsos mengakibatkan kecemasan, depresi, insomnia, gangguan bipolar, bahkan memunculkan dorongan bunuh diri.

Makin sering bermedsos, semakin menjadi-jadi guncangan kejiwaannya. Persepsi terhadap realitas menjadi menyimpang. Kendali diri pun niscaya kian anjlok. Akibatnya, si pemakai medsos tidak lagi cukup awas akan dampak cuitannya.

Baca Juga: Kombes Ibrahim Tompo Beri Info Penting soal Kasus Denny Siregar, Ternyata

Namun, betapa pun ada dinamika sedemikian rupa, para perusuh di medsos tetap harus diproses hukum. Mereka tetap waras untuk dimintai pertanggungjawabannya secara pidana.

Menurut Anda, twit Ferdinand itu ada kaitan dengan isu aktual hari itu atau tidak?

Fitur utama yang disediakan medsos adalah kesanggupannya menampung lalu menyebarkan pesan dalam skala masif secara real time.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama dan memecah belah. Begini analisis Reza.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News