Kasus Pembunuhan Brigadir J
Reza Sebut Lie Detector Tidak Mendeteksi Kebohongan, Sentil Omongan Kapolri
jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai tes kebohongan para tersangka pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Kuat Ma'ruf, Putri Candrawathi serta Ferdy Sambo Cs tidak efektif.
Reza menyebut pemeriksaan kebohongan menggunakan lie detector itu tidak sejurus dengan omongan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dia bahkan mengatakan cara itu melenceng dari asas saintifik yang sejak awal ditekankan Kapolri bahwa penyidikan harus menggunakan metode scientific crime investigation.
"Tidak efektif, bahkan pseudoscience (ilmu semu, red) saja itu. Kapolri menekankan harus saintifik, toh," kata Reza dikonfirmasi JPNN.com tentang tes kejujuran atau kebohongan para tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Sarjana psikologi UGM Yogyakarta itu menerangkan walaupun bernama lie detector, alat tersebut sama sekali bukan mendeteksi kebohongan seseorang.
Menurut dia, seseorang berbohong atau tidak bisa diketahui melalui perbandingan antara ucapan dan keadaan nyata. Kalau sebangun maka orang yang diperiksa dinilai jujur.
Sebaliknya, jika kontras antara perkataan dan situasi nyata, maka orang yang diperiksa dianggap berbohong.
"Alat yang disebut sebagai lie detector tidak bekerja dengan mekanisme tersebut," ucap penyandang gelar MCrim dari University of Melbourne Australia itu
Reza Indragiri Amriel menanggapi tes kebohongan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo cs pakai lie detector soal pembunuhan Brigadir J. Dia singgung omongan Kapolri.
- Polisi Disebut Tak Netral di Pilkada Sulut, TPDI Somasi Kapolri dan Lapor ke Propam
- Sesuai Perintah Presiden & Kapolri, Bareskrim Bongkar Judi Online Jaringan Internasional
- Jenderal Sigit Pimpin Kenaikan Pangkat Satu Komjen dan Tiga Brigjen
- Polri Periksa Pegawai Kementerian Komdigi yang Terlibat Judi Online
- Jenderal Sigit Raih Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis Dari Kerajaan Malaysia
- Edi Sebut Penghargaan Malaysia Pada Kapolri Kebanggaan Rakyat Indonesia