Rhapsody Parodi Menu Minggu Ini
Oleh Dahlan Iskan
Saya cari videonya di YouTube.
Mamak Rhapsody.
Saya putar parodinya.
Memang cocok sekali. Dengan lakon saya kali ini.
Saya jadi ingat gambar wayangnya. Yang sesungguhnya.
Yang semula saya kira: musikal biasa.
Ternyata beda.
Itu gambar wayang kemanusiaan. Tentang imigran. Tentang kegeniusan. Tentang cinta kelas berlian. Tentang Kesuksesan. Semu. Tentang kekayaan. Semu. Tentang kegagalan. Tentang ketersisihan. Tentang keinsyafan.
Pun sampai dua hari kemudian batin saya masih terpukul. Oleh hakikat makna gambar wayang itu.
Kalau saja saya wanita. Saya mau jadi Mary-nya. Tapi tidak hanya dalam menerima warisannya. Juga akan all out menjaga Freddie-nya. Agar tidak begitu jauh biseksnya. Agar tidak terlambat insyafnya.
Agar kalau pun menerima warisan tidak disertai penyesalan.
Ups… saya terlalu jauh terseret ke dalam emosi film itu. Padahal saya tetap tidak mengerti: apa arti kata-kata di syair Bohemian Rhapsody itu.