Rhenald Kasali Sebut Terobosan BPS Brilian
Tetapi juga sangat penting bagi industry yang bergerak di sector pariwisata, yang membutuhkan data dan fatka yang akurat dan real time.
Jadi bukan hanya fungsi internal, ke dalam. Namun, juga eksternal, keluar yang memiliki rantai ekonomi yang panjang. “Jadi, sudah tepat, apa yang dilakukan BPS itu,” ungkap Rhenald.
Rhenald juga menambahkan, menghitung wisman dengan teknologi seluler sejak Oktober, November, Desember 2016 itu patut diapresiasi. Apalagi wisman itu sudah digital lifestyle, ke mana saja tidak akan lepas dari handphone-nya.
Sampai ada kelakar, kebutuhan pokok manusia sekarang berbeda dengan era terdahulu.
Sandang, papan, perumahan, plus wifi dan powerbank atau colokan listrik untuk charging HP. “Objeknya sudah jelas, HP minded. Sudah tidak masuk akal ada orang hidup tanpa HP,” katanya.
Wisman itu saat ini mood-nya adalah digital. Alamnya adalah dunia modern, dia semua terdeteksi melalui digital dengan sangat spesifik, bukan hanya kehadirannya saja ke Indonesia.
Namun, kunjungannya ke mana, berapa lama di Indonesia, berapa jauh dia berkunjung, jadi sudah sangat benar sekali apa yang dilakukan BPS apalagi kaitannya dengan penghitungan. ” Sangat tepat dan brilian,” katanya.
Rhenald juga menyinggung sepak terjang Angkasa Pura II yang saat ini sudah menggunakan digital sebagai marwah perusahaan.
Metode sensus dengan Big Data Mobile Positioning Data (MPD) yang sudah diterapkan Badan Statistik Pariwisata (BPS) untuk menghitung jumlah wisatawan
- Menteri Teuku Riefky: Ini Sejarah, Mari Bangun Ekonomi Kreatif Indonesia
- Central Group Hadirkan Klub Premium Bagi Lansia, Pertama di Sekupang
- Siap Mencetak SDM Pariwisata Berstandar Global, IPTI Lantik Rektor Perdana
- Cawalkot Yogyakarta Hasto Wardoyo Ingin Memoles Bantaran Sungai Jadi Destinasi Wisata
- Mendongkrak Ekonomi Daerah, Wahono-Nurul Komitmen Kembangkan Sektor Pariwisata Bojonegoro
- Menjelang Pelantikan Presiden, Sanggam Berharap Prabowo Lebih Gencar Tangani Pariwisata