Rhenald Kasali Terjemahkan Digital Disruption di Rakornas II Pariwisata
Jumat, 19 Mei 2017 – 14:40 WIB

Rhenald Kasali. Foto: dok/JPNN.com
Dan kebetulan, semua itu sangat konek dengan isu homestay desa wisata. Benchmark-nya banyak. London punya 2000 homestay berbasis digital. China? Punya homestay yang menawarkan makanan rumahan. Tamu bisa ikut
interaksi membuat makanan tradisional. Dan semuanya, dipasarkan via digital.
Mengapa homestay? Prof Rhenal menyebut ini sebagai ekonomi gotong royong, ekonomi kerakyatan, ada cross cultural experience, genuine dalam food and family, memorable experience, millenials menghendaki kebebasan berpakaian, business student, research, mediacl, studi.
“Saran saya, Kementerian Pariwisata merekrut lebih banyak anak muda. Karena mereka membawa masa depan ke saat ini,” ungkapnya. (adv/jpnn)
Rapat koordinasi nasional II Pariwisata 2017 yang mengambil tema Homestay Desa Wisata Indonesia Incorporated: 20.000 homestay untuk 2017 benar-benar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- IGMJ 2025, Event Musik yang Menyatukan Budaya, Alam, dan Seni dalam Satu Panggung
- Menpar Widiyanti Sebut Peringatan Nuzulul Qur'an Momen Memperkuat Nilai-nilai Kebajikan
- Wamenpar Ni Luh Puspa Petakan Potensi Wisata di Bali Timur, Ini Tujuannya
- Backstagers Indonesia Serahkan Manifesto Peta Jalan Industri Event ke Kemenpar
- Menpar Widiyanti Sampaikan 3 Poin Utama yang Perlu Diperbaiki di RUU Kepariwisataan
- Wamenpar Ajak Wisatawan Nikmati Wisata Alam di DeLoano Glamping Magelang