RI Adu Cepat dengan Thailand
TOKYO - Pesatnya pertumbuhan pasar otomotif Indonesia selama ini tak banyak dinikmati perusahaan domestik. Saat ini vendor lokal yang terlibat dalam produksi kendaraan di tanah air hanya mencapai 400 suplier.
-------
Laporan Yudi S Hananta Mukas Kuluki dari Tokyo
-------
Berbeda jauh dengan Thailand yang kini menjadi pasar maupun produsen otomotif terbesar di Asia Tenggara. Jumlah vendor lokal di Negeri Gajah Putih itu sudah di atas 2.400 perusahaan.
Presiden Komisaris PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)-PT Toyota Astra Motor (TAM) Hiroyuki Fukui mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar dan menjadi salah satu fokus pengembangan pasar Toyota di dunia. Menurut Fukui, saat ini Indonesia masih dalam perjalanan menjadi ekspor hub, yakni basis produksi Toyota yang akan diekspor ke mancanegara.
"Saat ini sudah dilakukan pada beberapa model Toyota, termasuk Fortuner dan Innova. Kami akan memperbanyak model yang diproduksi di Indonesia pada masa depan," kata Fukui di sela ajang Tokyo Motor Show (TMS) 2013.
Dia optimistis meningkatnya pemasok produk lokal akan menjadikan Indonesia menjadi basis produksi Toyota dan menyalip Thailand. Baik dari sisi produksi hingga total penjualan otomotif secara nasional.
"Pasar Indonesia tumbuh terus, terlebih jumlah populasi penduduk dan kenaikan pendapatan lebih besar dibandingkan Thailand," timpal Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan.
Fukui menambahkan, Indonesia bisa berperan besar di sektor otomotif ASEAN. "Kita ingin di masa depan pabrik di Indonesia lebih banyak untuk ekspor dan menjadi ekspor hub," imbuhnya. Paling tidak komposisi mobil produksi Indonesia yang akan di ekspor dan dijual di dalam negeri berrkisar 60-40.
Saat ini penjualan mobil di Indonesia sudah tembus 1 juta unit. Pada 2013, angkanya diprediksi bisa mencapai 1,2 juta unit. Merujuk data ASEAN Automobile Federation (AAF), sampai Agustus lalu produksi mobil di Thailand sudah mencapai" 1,7 juta unit, sedangkan Indonesia baru 770 ribu unit. "Pada 2016, Indonesia diperkirakan bisa kalahkan Thailand," ujar Johnny.
Regulasi Hybrid
Krisis energi yang melanda dunia memaksa produsen otomotif membikin kendaraan yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Kini kendaraan yang cukup populer adalah yang mengadopsi teknologi hybrid. Yakni menggabungkan motor listrik dan mesin berbahan bakar fosil.
Sayangnya, pemerintah terlihat masih setengah hati dalam kebijakan mobil hybrid. "Mestinya ada kebijakan khusus soal itu," tutur Vice President Director TMMIN Mamoru Akiyama.
Selain mengembangkan mobil hybrid, Toyota juga siap memroduksi kendaraan fuel cell yang berbahan bakar hidrogen. Rencananya, Toyota siap memasarkan mobil fuel cell pada 2015.
Dengan sekali isi tanki sampai penuh, mobil berbahan bakar hidrogen mampu berjalan minimal 500 km. Pengisian bahan bakar hidrogen juga tidak terlalu sulit karena hanya butuh waktu 3 menit. Jadi waktu mengisi hidrogen bisa dibilang sama dengan waktu mengisi BBM mobil konvensional. (oki/sof)
TOKYO - Pesatnya pertumbuhan pasar otomotif Indonesia selama ini tak banyak dinikmati perusahaan domestik. Saat ini vendor lokal yang terlibat dalam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi