RI-Arab Beda Persepsi soal Pembantu
Selasa, 23 November 2010 – 09:43 WIB

RI-Arab Beda Persepsi soal Pembantu
JAKARTA - Terus terulangnya kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia di Arab Saudi, menurut mantan Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi, sebenarnya banyak disebabkan oleh perbedaan budaya kedua negara. Masalah mendasarnya adalah menyangkut perbedaan cara pandang terhadap pembantu rumah tangga. Menurut Hasyim, memang masih ada banyak faktor lain penyebab kekerasan terhadap PRT terus terjadi. Penyebab lain, pemerintahan Arab Saudi selama ini tidak bisa melakukan kontrol maksimal terhadap PRT Indonesia di rumah majikan masing-masing. “Situasinya menjadi repot, karena polisi Arab Saudi tidak bisa dengan mudah masuk ke rumah majikan pembantu rumah tangga. Sehingga polisi di sana tidak tahu kalau ada pembantu rumah tangga disiksa dan lain-lainya,” ungkapnya.
“Ya kalau dihitung hampir 90 persen PRT kita di sana memang bermasalah. Perbedaan budaya yang saya katakan tadi menyangkut perbedaan cara pandang terhadap pembantu rumah tangga. Itu alasan pertama,” kata Hasyim kepada wartawan di Jakarta, kemarin (22/11).
Baca Juga:
Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini menjelaskan, perbedaan budaya antara Indonesia dan Arab Saudi, serta Negara Timur Tengah lainnya memang tidak bisa dipungkiri. Dan inilah yang banyak membuat PRT Indonesia kerap menemui masalah berat. Karenanya kalau pemerintah memiliki program pembekalan terhadap para calon PRT, semestinya pembekalan materi pengetahuan mengenai perbedaan budaya inilah yang penting harus diberikan.
Baca Juga:
JAKARTA - Terus terulangnya kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia di Arab Saudi, menurut mantan Ketua Umum PB
BERITA TERKAIT
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Setiawan Ichlas Hadirkan Ustaz Adi Hidayat di Tabligh Akbar di Palembang
- Gegara Panggilan Sidang Tak Sampai Alamat, Tergugat Datangi Kantor Pos di Jambi
- Menyambut Thudong 2025 di PIK Bukan Ritual Semata, Melainkan Pengalaman Jiwa
- Yohanes Bayu Tri Susanto Jadi Pengusaha Sukses yang Rendah Hati
- Revisi UU ASN Mengubah Tenggat Penyelesaian Honorer?