RI Dinilai Tak Serius Urus Masalah FTA

RI Dinilai Tak Serius Urus Masalah FTA
RI Dinilai Tak Serius Urus Masalah FTA
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia John Prasetyo menilai bahwa Indonesia cenderung reaktif, atau bisa dikatakan tidak serius, dalam menangani masalah Free Trade Agreement (FTA) bilateral antara Indonesia dengan Australia. "Dalam menangani masalah ini, seharusnya pemerintah harus perlu menelaah dan menyiapkan strategi sebelum melakukan negosiasi FTA. Di sini harus jelas antara untung dan ruginya," ujar John di Jakarta, Selasa (20/10).

Dikatakan John, FTA bisa berdampak positif terhadap kepentingan Indonesia, namun dalam perundingannya perlu strategi khusus agar keuntungannya dapat diraih. "Contohnya, dalam proses negosiasi. Kita jelas meminta akses pasar untuk mangga dari Probolinggo atau yang lainnya. Itu yang mesti jelas dulu," ujarnya.

Masih di tempat yang sama, salah seorang ekonom, Pande Radja Silalahi, juga sempat menjelaskan bahwa persaingan di masa mendatang adalah pertarungan kebijakan pemerintah antar negara. "Tanpa pemihakan pemerintah untuk memperkuat, perusahaan lokal akan sangat sulit nantinya," kata Pande.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Distribusi, Perdagangan dan Logistik, Benny Soetrisno, menerangkan bahwa sebelum menjalin FTA, pemerintah harus meminta rekomendasi dari para pelaku usaha. "Dengan sikap seperti itu, tentunya terkait dnegan penentuan kriteria normal tracks, sensitive track, atau super sensitive track," tegasnya.

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia John Prasetyo menilai bahwa Indonesia cenderung reaktif, atau bisa dikatakan tidak serius, dalam menangani

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News