RI Kehilangan Devisa Rp 250 Triliun
Dari Muatan Exim Oleh Kapal Asing
Senin, 11 Februari 2013 – 02:48 WIB
JAKARTA - Angkutan kargo untuk tujuan ekspor-impor hingga saat ini belum menjadi bagian dari pasar pelayaran nasional. Pasalnya 93 persen barang muatan ekspor-impor masih diangkut menggunakan kapal asing, sementara kapal berbendera Indonesia hanya kebagian tujuh persen. Menurut Carmelita, anggota INSA yang tercatat resmi pada tahun 2012 sebanyak 1.200 perusahaan. Sedang jumlah kapal yang dioperasikan dan berbendera Indonesia lebih dari 12.600 unit.
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Indonesia Shipowner Asociation (INSA), Carmelita Hartoto mengatakan, dampak dari kondisi itu sedikitnya Rp 250 triliun potensi devisa Indonesia lari ke luar negeri per tahun. Hal itu terjadi karena ongkos pengapalan angkutan ekspor impor masuk ke kantong perusahaan-perusahaan pelayaran asing yang memiliki kapal-kapal besar. "Kita belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujarnya akhir pekan lalu.
Baca Juga:
Jika kondisi seperti itu terus dibiarkan tidak urung perusahaan pelayaran asing akan semakin besar dan menguasai pasar angkutan ekspor-impor Indonesia. "Oleh karena itu kita menargetkan bisa merebut 30 persen dari pasar merekan, dengan cara penguatan industri pelayaran nasional anggota INSA, pembelian dan peremajaan kapal-kapal yang compatible untuk ekspor-impor," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Angkutan kargo untuk tujuan ekspor-impor hingga saat ini belum menjadi bagian dari pasar pelayaran nasional. Pasalnya 93 persen barang
BERITA TERKAIT
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024