RI Negosiasi Semua Kontrak Ekspor Gas
Selasa, 17 Juni 2008 – 12:14 WIB
Karena itu, lanjut Kardaya, pihaknya akan segera meminta kepada BPMigas untuk berbicara dengan kontraktor production sharing (KPS) dan pembeli gas, untuk membicarakan amandemen kontrak gas. ’’Kami minta BPMigas mengubah per kontraktual,’’ ujarnya. Sebelumnya, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, saat ini pemerintah juga terus berupaya melakukan renegosiasi kontrak ekspor gas Tangguh kepada pembeli Fujian di Tiongkok. ’’Negosiasi terus kami lakukan meski tanpa publikasi besar-besaran,’’ katanya.
Baca Juga:
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada 2002, perbaikan harga gas kepada pembeli Fujian bisa dilakukan setiap empat tahun. Pada 2006 lalu, negosiasi dengan rakasasa migas asal Tiongkok CNOOC berhasil menaikkan patokan harga minyak (ceiling price) untuk menentukan harga gas, dari USD 25 per barrel menjadi USD 38 per barrel.
Dengan menaikkan patokan harga itu, harga gas terdongkrak dari USD 2,6 per MMBTU menjadi USD 3,5 per MMBTU. Harga gas di lapangan atau free on board sebesar USD 6-7 per MMBTU. Tambahan penerimaan proyek Tangguh dari perbaikan harga untuk masa kontrak 20 tahun mencapai USD 2,3 miliar atau peningkatan penerimaan negara sekitar USD 1,4 miliar. (owi)
Volume Ekspor LNG
JAKARTA – Optimalisasi penerimaan sektor migas terus dilakukan. Kali ini, pemerintah berencana untuk melakukan negosiasi ulang seluruh kontrak
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya