RI Pastikan Ambil Alih Inalum
Sabtu, 19 Januari 2013 – 02:20 WIB
JAKARTA - Pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) selalu menjadi isu panas karena melibatkan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Jepang. Namun kali ini, tekad pemerintah sudah bulat untuk mengambil alih Inalum. Selama ini pemerintah Jepang terus berkali-kali menyatakan keinginannya untuk tetap dilibatkan dalam pengelolaan Inalum. Bagi Jepang, Inalum memang sangat strategis. Saat ini, dari total produksi aluminium sebanyak 250.000 ton per tahun, 150.000 ton diantaranya diekspor ke Jepang untuk memenuhi kebutuhan industri elektronik dan otomotif di Negeri Matahari Terbit tersebut.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Hadiyanto mengatakan, pemerintah akan berpatok pada master agreement antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium (NAA) bahwa kepemilikan Inalum akan beralih ke tangan Indonesia pada 31 Oktober 2013 nanti. "Jadi, nanti seluruh aset Inalum akan menjadi milik Indonesia," ujarnya Jumat (18/1).
Sebagaimana diketahui, kepemilikan Inalum saat ini terbagi antara pemerintah Indonesia (41,12 persen) dengan konsorsium swasta-pemerintah Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium (58,88 persen). Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada 7 Juli 1975 di Tokyo, pengaturan kerja sama tersebut akan berakhir pada 31 Oktober 2013.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) selalu menjadi isu panas karena melibatkan hubungan diplomatik antara Indonesia
BERITA TERKAIT
- Anggota Dewan ini Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Begini
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal
- Pantau Satgas Nataru Pertamina, Wakil Menteri ESDM Jamin Ketersediaan Energi di Medan
- Dirjen Laut Ingatkan Pentingnya Koordinasi yang Solid untuk Kelancaran Nataru
- PPN 12% di Depan Mata, Investor Wajib Susun Strategi yang Lebih Adaptif
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru