RI Stop Ekspor Rotan untuk Girahkan Industri di Daerah
Senin, 31 Oktober 2011 – 07:00 WIB
Diuraikan, pihaknya akan mendorong gairah sentra industri rotan tanah air seperti di Kalimantan dan Sulawesi. Menurut Hidayat, bangkitnya industri rotan dalam negeri bisa mendorong ekspor bernilai tambah.
Baca Juga:
"Kami akan dorong kegiatan pengolahan rotan di dalam negeri. Ke depan, rotan yang diekspor bukan bahan baku lagi, melainkan produk olahan yang bernilai tambah tinggi," tegas Menperin.
Selama ini, pembukaan keran ekspor bahan baku rotan menguntungkan industri di negara lain seperti Tiongkok, Vietnam, dan Malaysia. Padahal kalau dikembangkan sendiri, industri rotan nasional mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dari yang tadinya hanya bernilai USD 0,5-USD 1 per kg menjadi USD 8-USD 20 per barang jadi.
Berdasar data Kementerian Kehutanan, suplai rotan lestari nasional (AAC) 2010 mencapai 210.000 ton. Angka tersebut jika dikonversi menjadi rotan setengah jadi diperoleh 63.000 ton. Sedangkan kebutuhan bahan baku rotan dalam negeri untuk keperluan industri barang jadi dan ekspor bahan baku pada 2010 tercatat 95.000 ton atau ada selisih 32.000 ton. (res/oki)
JAKARTA - Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian akhirnya menyepakati larangan ekspor rotan. Kesepakatan tersebut berpijak pada keinginan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Sinergi dengan Polri & TNI, Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan di 3 Wilayah Ini
- Mantap, 140 Ton Komoditas Pinang Asal Pariaman Diekspor ke Pasar India
- Gegara Ini Para Analis Rekomendasikan Aksi Buy Saham BBNI
- Beragam Produk Properti Berkualitas Hadir di Pameran Summarecon Expo 2024
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?