RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal

RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
M. Sarmuji. Foto: DPR RI/source for JPNN.com

"Hal ini merupakan wujud dari implementasi UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang P2SK yang menyebutkan salah satu tugas BI adalah mengelola likuiditas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," katanya.

Fraksi Golkar, kata dia, mengusulkan tujuh fokus likuiditas demi membuat kebijakan moneter yang berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Beberapa di antaranya, yakni meningkatkan investasi, infrastruktur yang terintegrasi, ketahanan pangan dan energi, mendorong hilirisasi, mendongkrak sektor perumahan, peningkatan produktifitas sektor pertanian, serta meningkatkan industrialisasi di sektor manufaktur.

Menurutnya, produktivitas sektor-sektor tadi membutuhkan bantuan likuiditas besar dengan beban bunga di bawah ketentuan bank umum.

Dengan begitu, industri di sektor tadi memberikan harga yang kompetitif dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

"Khusus hilirisasi saat ini, program strategis ini belum mendapatkan dukungan pembiayaan dari perbankan dalam negeri, paadahal hilirisasi dapat menjadi mesin pertumbuhan baru bagi Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Tanpa dukungan likuiditas memadai program hilirisasi hanya akan menjadi program yang terus dibicarakan, tetapi sulit untuk diimplementasikan," katanya. (ast/jpnn)


Ketua Fraksi Golkar di DPR Muhamad Sarmuji menyebut Indonesia tidak bisa mengandalkan kapasitas fiskal untuk mencapai hal ini.


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News