RI Sulit Menjadi seperti Syria & Afganistan, Kata Mahfud MD Ini Penyebabnya
jpnn.com, JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan ajaran Islam wasathiyah di kalangan muslim Indonesia telah membentuk kekuatan komunal yang mampu mengadang komunisme.
Memang pernah ada Partai Komunis Indonesia (PKI), tetapi komunisme yang bersifat ekstrem dan anti-Tuhan tidak dapat menguasai bangsa Indonesia.
"Walaupun sempat berkembang dan membentuk partai politik, tetapi tidak berhasil melakukan revolusi dan membentuk diktator ploretariat," kata Mahfud MD dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (19/4).
Mahfud MD mengatakan, paham radikal juga tidak mudah berkembang karena Islam yang diyakini masyarakat Indonesia adalah Islam wasathiyah atau Islam moderat.
Pria kelahiran 13 Mei 1957 itu mengatakan saat ini masih terdapat pemikiran dan kelompok radikal yang menunjukkan manifestasi dalam bentuk aksi teror hingga mengorbankan manusia dan harmoni sosial. Namun, perkembangan paham itu masih dapat dikendalikan.
"Jika paham radikalisme ini tidak terkontrol dan menjadi keyakinan mayoritas umat Islam, tentu Indonesia akan dengan mudah menjadi seperti Syria dan Afganistan," kata Mahfud MD.
Karena itu, lanjut Mahfud MD, penting untuk selalu menjaga kehidupan sosial dan moral peradaban masyarakat sesuai dengan ajaran Islam untuk mencegah berkembangnya komunisme dan radikalisme.
Dia menjelaskan, komunisme dan radikalisme sebagai pandangan dan cara berpikir, tentu memiliki kesempatan untuk bangkit dan merebak.
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, tidak mudah menjadikan Indonesia menjadi seperti Syria dan Afganistan. Simak penjelasannya.
- Tolak Bom
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Putusan Mardani Maming Sesat Hukum, Mahfud Md: Kejaksaan Harus Buka Lagi Perkaranya
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah
- Disemprot Mahfud soal Undangan Kementerian untuk Acara Pribadi, Mendes Yandri Kaget
- Undang Kades ke Acara Pribadi Pakai Surat Berkop Kementerian, Yandri: Saya Baru Jadi Menteri