RI Terbanyak Korban Perdagangan Manusia
Kamis, 03 November 2011 – 18:46 WIB
Menurut Linda, semua kasus perdagangan manusia itu sebagai ekses dari kentalnya pandangan masyarakat yang menempatkan posisi perempuan sebagai aset keluarga. Dengan penafsiran yang kurang tepat itu, menimbulkan penderitaan dan kerugian yang besar bagi perempuan. Di antaranya dipaksa kawin usia dini, serta relasi gender yang tidak setara dalam masyarakat, sehingga memicu perdagangan perempuan. Para perempuan ini, kata dia, biasanya dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dengan upah yang tidak layak, kurir narkoba, pemijat, pelayan restoran dan cafe, hingga pekerja salon plus plus.
Baca Juga:
"Pemerintah mengapresiasi setinggi-tingginya untuk proyek kerjasama empower yang diprakarsai IOM, UNFPA, dan WHO ini. Karena ini sejalan sekaligus mendukung perjuangan Pemerintah Indonesia dalam memerangi perdagangan orang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala misi IOM Indonesia, Denis Nihill mengatakan IOM, UNFPA dan WHO akan bekerjasama pemerintah RI untuk mendukung penerapan hukum, kebijakan, dan aksi untuk memerangi perdagangan manusia.
Denis Nihill menyebutkan pihaknya menyiapkan anggaran sebanyak USD 2,3 juta yang berasal United Nations Trust Fund for Human Security. Untuk tahap awal, selain di Jakarta, IOM juga akan melakukan sosialisasi di tiga daerah yang selama ini meempati posisi teratas sebagai korban. Di antaranya Indramayu (Jawa Barat), Sambas (Kalimantan Barat) serta Lombok (NTB).
JAKARTA - International Organization for Mogration (IOM) mengumumkan hasil penelitian yang sangat mencengangkan. Dari penelitian yang mereka lakukan
BERITA TERKAIT
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng
- 8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi & Minerba, Dany Amrul Dorong Peran Kampus