Riau Bakal Miliki Jembatan Terpanjang di Indonesia, China Dikabarkan Turut Andil
jpnn.com, JAKARTA - Penjabat Gubernur Riau, SF Hariyanto, mengabarkan kabar gembira terkait pembangunan infrastruktur Jembatan Pulau Bengkalis ke Sungai Pakning Bukit Batu.
Hasil koordinasinya dengan calon investor BUMN China membuahkan hasil. Mereka berminat untuk membangun jembatan terpanjang di Indonesia di Riau.
Jembatan Pulau Bengkalis ke Sungai Pakning Bukit Batu ini akan membentang sepanjang 6,1 kilometer dan didesain dengan sistem buka tutup, seperti jembatan di luar negeri.
"Kita sudah mendapatkan calon investor untuk membangun jembatan sepanjang 6,1 Km. Semoga mimpi ini dapat terealisasi," ujar SF Hariyanto, Senin (18/3).
Calon investor itu adalah BUMN China yang berpengalaman membangun infrastruktur di Indonesia. Mereka akan mengerjakan pembangunan jembatan hingga selesai.
Sebelum pembangunan dimulai, izin dari pemerintah pusat, khususnya Kemenko Perekonomian, harus didapatkan terlebih dahulu agar proyek ini menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pengembangan infrastruktur ini akan melibatkan sharing program. Pemkab Bengkalis bertanggung jawab atas ruas jalan ke Bengkalis, sedangkan Pemprov Riau bertanggung jawab atas ruas jalan ke Bukit Batu. BUMN China akan membangun fisik jembatan.
"Harapannya jembatan ini dibangun secepat mungkin, tapi harus ikuti aturan yang ada. Kami upayakan izin PSN didapatkan. Pendanaan pembangunan dari investor. Saat ini mereka sedang menghitung anggarannya," jelas SF Hariyanto.
Penjabat Gubernur Riau SF Hariyanto mengabarkan kabar gembira terkait pembangunan infrastruktur Jembatan Pulau Bengkalis ke Sungai Pakning Bukit Batu.
- Taksi Kemudi
- Polda Riau-TNI Luncurkan Program Ketahanan Pangan, Masyarakat Dapat Manfaat
- Polda Riau Gerebek Rumah Bos Narkoba di Kampung Dalam Dumai Seusai Tangkap Pecatan Polisi
- Berantas Judi Online Ditreskrimsus Polda Riau Tangkap 16 Tersangka
- Masyarakat Pekanbaru Akui Jasa SF Hariyanto yang Membangun Infrastruktur Jalan
- Mungkin Ini Alasan Prabowo Pilih Kunjungan Perdana ke Tiongkok, bukan Amerika