Riau dan NTT Jadi Target Utama Pengembangan Sertifikasi

Sementara itu Marthen K Pattiung, Kepala P4TK, BMTI mengatakan, tenaga kerja SMK TET akan menghadapi tantangan-tantangan seperti tidak segera terserapnya lulusan SMK dunia usaha dan industri, tenaga kependidikan yang kurang memadai untuk SMK yang membuka program TET.
"Kondisi sekarang yang teridentifikasi, banyak lulusan SMK kurang memiliki kemampuan logika yang kuat dan berpikir terstuktur sehingga kurang diminati dunia usaha dan industri. Juga kurang mempunyai ketrampilan manajemen dan wawasan kewirausahaan terbatas. Ini yang menjadi sasaran kami mempertemukan pemerintah, dunia usaha dan industri untuk mengatasi masalah tersebut," bebernya.
Iman mengatakan, skema tarif feed-in pemerintah yang murah bisa menyebabkan pasar tenaga kerja energi terbarukan menjadi tenaga kerja yang kurang kompetitif.
Itu sebabnya pemerintah provinsi yang memiliki kewenangan pengelolaan SMK, perlu dilibatkan dalam mengelola supply and demand tenaga kerja TET ini. (esy/jpnn)
Sebanyak 12 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Energi Terbarukan dirintis oleh Peka Energi dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Peringati Hari Bumi, Telkom Dukung Pelestarian Lingkungan Lewat Energi Terbarukan
- Desa Mukti Sari Memanfaatkan Limbah Ternak untuk Kemandirian Energi
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Pertamina Dukung Pengembangan Geothermal Sejalan dengan Asta Cita Prabowo-Gibran
- Buka Kantor di Jakarta, Socomec Siap Bantu Pelaku Bisnis Beralih ke Energi Terbarukan
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Ajak Anak Muda Peduli Energi Terbarukan Berkolaborasi