Riau Jeda Tebang Hutan dan Konversi Gambut

Riau Jeda Tebang Hutan dan Konversi Gambut
Riau Jeda Tebang Hutan dan Konversi Gambut
Hariansyah Usman, Wakil Koordinator Jikalahari mengatakan, “Hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar memegang peran penting dalam kehidupan orang Melayu Riau, dan juga merupakan kawasan hutan utuh terbesar di Riau. Tetapi saat ini Semenanjung Kampar sangat terancam oleh konversi hutan untuk untuk industri kertas dan perkebunan kelapa sawit. Kalau

tidak ada jeda tebang secepatnya di Riau, bukan hanya hutan yang akan lenyap tetapi martabat dan jati diri masyarakat Melayu akan hilang.”

“Untuk mewujudkan pernyataan Pak Gubernur, Greenpeace dan Jikalahari telah melakukan penilaian dan pemetaan Semenanjung Kampar menggunakan citra satelit dan survai lapangan untuk menyusun rencana rehabilitasi lahan gambut yang telah rusak dan kering akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri kertas,” kata Zulfahmi, Juru

Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara.

“Pemerintah harus mendukung prakarsa Gubernur Riau dan memberlakukan moratorium tebang di seluruh negeri guna menjawab masalah emisi gas rumah kaca Indonesia yang tinggi serta melindungi hutan dan lahan gambut Indonesia demi generasi mendatang,” tambahnya. Greenpeace memulai bagian Indonesia dari pelayaran “Hutan untuk Iklim” di Jayapura, Papua pada tanggal 6 Oktober lalu, untuk menyoroti masalah kerusakan pesat terhadap Hutan Alam terakhir di Asia Tenggara.(lev)

JAKARTA – Greenpeace dan Jikalahari menyerukan kepada Pemerintah untuk mendukung proses penyusunan peraturan gubernur oleh Gubernur Riau, Wan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News