Ribetnya Para Hakim Mahkamah Konstitusi Tangani Sengketa Pemilu
Ada Jeda Istirahat, Mahfud Sempatkan Pijat
Jumat, 29 Mei 2009 – 06:34 WIB
Dalam hal stamina, Mahfud tidak mau kalah oleh para hakim yang lebih sepuh daripada dia, seperti Abdul Mukti Fajar dan Maruarar Siahaan. Keduanya sama-sama berusia 67 tahun. "Mereka luar biasa. Saya lihat setiap hari selalu cerah," terangnya
Menurut Mahfud, tipe kasus sengketa hasil pemilu tersebut sebenarnya tidak rumit. "Kebanyakan hanya berkisar soal penggelembungan suara. Tipikalnya sama. Tapi, jumlahnya banyak sekali," katanya. Terkadang, kebosanan juga menyerang Mahfud. Namun, karena memenuhi kewajiban undang-undang, rasa jenuh itu harus dikuburnya dalam-dalam. "Saya berusaha maksimal jangan sampai bosan," terangnya.
Saat menangani sengketa hasil pemilu tersebut, Mahfud juga berusaha menutup pintu komunikasi dengan pihak luar. Apalagi mereka yang terkait dengan sengketa pemilu tersebut. "Banyak SMS yang mencoba mengajak membicarakan sengketa. Tapi, saya tolak. Semuanya saya tolak," ungkapnya.
Mahfud juga menolak semua tamu yang ingin menemuinya. "Kadang ada teman lama yang pingin ketemu. Mereka juga saya tolak," ungkapnya.
Dalam waktu satu bulan, para hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) harus menyelesaikan sedikitnya 620 perkara sengketa pemilu legislatif. Agar selesai
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408