Ribka Kritisi Penghentian Beasiswa: Masa Depan Dokter Dipersulit, Rakyat Ditumbalkan

Ribka Kritisi Penghentian Beasiswa: Masa Depan Dokter Dipersulit, Rakyat Ditumbalkan
Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning. Dokumentasi DPP PDIP

Selain itu, Ribka turut mengkritik sistem pendidikan dokter yang masih mempersulit lulusan dengan berbagai tahapan uji kompetensi seperti UKDI (Uji Kompetensi Dokter Indonesia) dan internship yang menurutnya hanya ajang bisnis semata.

"Dokter yang sudah lulus masih harus ujian lagi, bayar lagi. Kampusnya sudah meluluskan, tapi masih dipersulit seolah-olah ada fakultas di luar fakultas. Ini cuma akal-akalan cari duit," sindirnya.

Ribka menegaskan bahwa negara seharusnya hadir dalam mencerdaskan rakyat, termasuk dengan memastikan pendidikan dokter tetap terjangkau dan aksesnya tidak dipersulit.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menghentikan sementara rekrutmen Program Beasiswa Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter Spesialis-Subspesialis tahun 2025.

Keputusan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani oleh Direktur Penyediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Anna Kurniati, disebutkan bahwa penghentian ini akan berlaku hingga ada kebijakan lebih lanjut.

Meski demikian, Kemenkes memastikan bahwa peserta aktif yang saat ini tengah menerima beasiswa tetap akan memperoleh haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (tan/jpnn)


Menurutnya, biaya pendidikan kedokteran yang mahal sering kali membuat dokter membebankan biaya ke pasien sebagai bentuk balas dendam.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News