Ribuan Guru Doa Bersama Minta Kesejahteraan
Hal senada dikatakan, Hj Faiza SPd bahwa tenaga honorer begitu masuk namanya di K2 tiba–tiba hilang. Kemungkinan namanya tergantikan dengan nama yang lain. Ini semua tidak diketahui asal usulnya, akhirnya tidak adil dalam pengangkatan CPNS bagi tenaga honorer yang sudah berbakti di sekolah,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa profesi guru dalam mengajar harus di hargai sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. “Khususnya guru di tingkat SD yang merupakan sebagai pondasi dari pada jenjang pendidikan,” terangnya.
Terpisah Kepala SDN Inpres Bumi Sagu, Dra Hj Aiman H Mado mengatakan, Pemkot belum maksimal dalam menata pendidikan di Kota Palu. Memberikan tunjangan terhadap guru jangan cuma setengah – setengah, jika guru diutamakan maka akan meningkatkan kualitas pendidikan. “Dengan pendidikan yang baik maka akan membangun bangsa ini, khususnya di Kota Palu,” ujarnya.
Apa yang menjadi harapan PGRI Palu katanya, harus direspon oleh pemerintah, baik dari pemprov maupun pemkot. Karena masih banyak tenaga honorer yang menerima honor yang tidak layak. Sehingga pemerintah dapat membantu untuk memberikan honor yang lebih layak,”jelasnya.(opn/cr5).
PALU - Ribuan Guru atau Tenaga Pendidik yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se-Sulteng, menggelar aksi damai dengan doa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mengenal Veve, Sosok Dosen yang Menginspirasi Generasi Muda
- Ribuan Siswa Sekolah Tiga Bahasa Berlaga dalam Porseni PERSTIBI II 2024
- Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Gandeng Mendagri
- Penjelasan BKN soal Ribuan Akun Honorer TMS Tereset Saat Pendaftaran PPPK Tahap 2
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer